PEMANFAATAN WEB TARANTULA SEBAGAI FILLER BIOKOMPOSIT

Eksperimen yang dilakukan sejumlah ilmuwan menyemprot Laba-laba jenis
Pholcidae dengan campuran air dan jenis karbon nanotube, juga lempeng graphene.
Karbon nanotube dan lempeng graphene ternyata mampu membuat serat benang
sutra yang dihasilkan Laba-laba Pholcidae sekuat benang Kevlar. Untuk
meningkatkan value serat hewani yang selaras dengan salah satu prinsip
manufaktur, dan dari sifat mekanik Web Tarantula yang sudah diketahui, maka dari
itu penelitian ini memanfaatkan Web Tarantula sebagai reinforcement material
komposit. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi
volume HGM-Epoxy dan serat Tarantula terhadap kekuatan bending dengan
standar ASTM D 790 dan kekuatan impak dengan standar ISO 179 dengan variasi
fraksi volume web 10%, 20%, 30% dan fraksi volume matriks homogen 20% HGM,
80% Epoxy dan 30% HGM, 70% Epoxy, yang diolah menggunakan metode
penelitian eksperimental.
Hasil penelitian ini menunjukan hasil pengujian bending didapat nilai
terkecil 22,3 MPa dari fraksi volume 10% Web Tarantula dan 90% Matriks dan nilai
terbesar 30,6 MPa dari fraksi volume 20% Web Tarantula dan 80% matriks. Hasil
pengujian bending didapat nilai terkecil 16,3 MPa dari fraksi volume 30% Web
Tarantula dan 70% Matriks dan nilai terbesar 32,7 MPa dari fraksi volume 10% Web
Tarantula dan 90% Matriks. Dari hasil pengujian impak didapat nilai harga impak
spesimen Web Tarantula 10% dan 20% sama yakni 14,648 kJ/m2
, sedangkan
spesimen Web Tarantula 30% memiliki harga impak yang lebih tinggi yakni 17,815
kJ/m2
. Dari hasil spesimen yang telah diuji menunjukkan ketiga spesimen tersebut
memiliki sifat elastis yang baik. Hasil pengujian impak menunjukkan selisih nilai
impak spesimen dengan web 30%, HGM 30%, Epoxy 70% fraksi volume spesimen
yang lain sebesar 3,167 kJ/m2
.
Kata kunci: Komposit, Web Tarantula, HGM-Epoxy, Bending, Impak