ANALISIS OPTIMASI BRIKET BATU BARA DENGAN PEREKAT MOLASE DAN TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM)

Kebutuhan akan material pembantu yang ramah lingkungan dan mampu menjaga
kestabilan suhu tinggi dalam tungku menjadi hal penting dalam mempercepat
proses pelelehan timah di industri peleburan. Briket batu bara memiliki potensi
besar sebagai bahan bakar alternatif karena nilai kalor yang tinggi dan
ketahanannya terhadap suhu ekstrem. Namun, hingga kini, belum ditemukan
komposisi optimal yang sesuai untuk kebutuhan industri tersebut, terutama dalam
hal kualitas fisik dan efisiensi energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi
pembuatan briket batu bara dengan menggunakan perekat alami berupa molase
dan tepung tapioka. Metode yang digunakan adalah Response Surface
Methodology (RSM) dengan desain percobaan Central Composite Design (CCD),
untuk mengevaluasi pengaruh variabel bebas seperti persentase binder (10%,
12,5%, 15%), suhu pengeringan (70°C, 90°C, 110°C), tekanan pengepresan (8
MPa, 10 MPa, 12 MPa), dan waktu pemanasan (60, 90, 120 menit) terhadap
kualitas briket. Respon yang diamati adalah kadar air dan kekuatan tekan. Hasil
analisis menunjukkan bahwa suhu pengeringan paling berpengaruh dalam
menurunkan kadar air, sedangkan tekanan dan persentase binder berperan penting
dalam meningkatkan kekuatan tekan. Kombinasi optimal untuk kekuatan tekan
tertinggi (808 kPa) diperoleh pada 10% binder, suhu 70°C, tekanan 8 MPa, dan
waktu 120 menit. Sementara kadar air terendah (4,00%) dicapai pada 12,5%
binder, suhu 90°C, tekanan 8 MPa, dan waktu 90 menit. Dengan demikian, metode
RSM terbukti efektif dalam mengoptimalkan parameter proses pembuatan briket
batu bara untuk kebutuhan industri peleburan timah.
Kata kunci: briket batu bara, molase, optimasi, RSM, tepung tapioka